04/03/09

pesawat tempur

2 Pesawat Sukhoi Indonesia di kunci


21 Februari 2009, Makassar -- Dua pesawat tempur Sukhoi SU 30 milik TNI Angkatan Udara yang tengah mengadakan latihan di atas perairan Sulawesi Selatan, tiba-tiba diintai bahkan dikunci atau lock missile oleh pihak lain. Peristiwa itu terjadi Jumat (20/2) sekitar pukul 09.00 Wita. Sampai sekarang masih teka teki siapa yang mengunci Sukhoi yang secara rutin mengadakan latihan itu.

Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin Makassar, Marsekal Pertama Ida Bagus Putu Dunia, mengakui adanya sinyal pada radar warning receiver Sukhoi tersebut. Dia langsung melakukan pengecekan. Radar Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional II ternyata tidak menangkap sinyal pesawat lain.

Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional II Marsekal Pertama Jhon Dalas Sembiring membenarkan bahwa tidak ditemukan pesawat asing yang melintas di wilayah udara Sulawesi Selatan kemarin (20/2).

Kedua pesawat Shukoi tersebut terbang latihan dengan membawa instruktur dari Rusia. Kedua instruktur inilah yang menyatakan bahwa alarm berbunyi karena pesawat di-lock missile. Putu Dunia menyatakan situasi ini adalah yang kedua kali karena hal yang sama juga terjadi sehari sebelumnya.

Menurut dia, kedua pesawat Shukoi ini terbang di atas ketinggian sekitar 15 ribu hingga 20 ribu kaki atau sekitar 4.572 meter hingga 6.096 meter di atas permukaan laut. "Akan tetapi tiba-tiba alarm missile lock berbunyi, sontak pilot pesawat langsung kembali ke Lanud Hasanuddin," ujarnya.

Boeing 737 Surveiller Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin


Lanud Sultan Hasanuddin segera mengerahkan pesawat Boeing untuk melakukan pencarian hingga radius 200 notical mil. Tapi pesawat pencari tidak menemukan pesawat atau kapal yang mungkin melakukan penguncian terhadap Sukhoi.

Hingga saat ini Lanud Hasanuddin belum mengetahui siapa yang mengunci pesawat Sukhoi. "Kami melakukan pencarian dengan menggerakkan pesawat Boeing yang kemudian terbang berkeliling dengan radius 400 kilometer dari VOR MKS di Makassar," katanya.

Pesawat Boieng tersebut sempat terbang hingga ke Bali dan kini sudah kembali ke Makassar.

Putu Dunia menyatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Makassar. Mereka belum menemukan adanya tanda-tanda pesawat yang melintas. "Biasanya TNI AL langsung melaporkan ke kami bila ada pesawat meminta izin untuk melintas," kata Putu Dunia.

Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Pangkoopsau) II Marsekal Muda Yushan Sayuti mengatakan, pihaknya akan mencek seluruh sistem radar peringatan (radar warning system) pesawat Sukhoi SU-30MK2 terkait insiden penguncian itu.

"Apa pun kemungkinannya akan kita cek. Mulai dari sistem radar pesawat sampai kemungkinan ada pihak asing yang me-lock pesawat tersebut," katanya seperti dikutip Antara kemarin.

Yushan mengemukakan, kerusakan pada sistem radar pesawat mungkin saja terjadi, baik pesawat tempur buatan barat maupun timur. Meski pesawat tersebut sudah diuji coba dan hasilnya negatif, tetap ada kemungkinan saat latihan sistem tidak berjalan sebagaimana mestinya. "Ini yang harus dan akan kita cek lebih teliti, tanpa mengabaikan kemungkinan adanya pihak asing yang me-lock pesawat tersebut."

Yushan mengemukakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Komandon Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) TNI dan TNI Angkatan Laut. Dari koordinasi tersebut, tidak ditemukan adanya penerbangan gelap (black flight) atau permintaan izin terbang lintas di wilayah Indonesia. (jurnalindonesia)

Admin: jika memang benar dikunci pesawat pengintai asing, hanya ada tiga negara ditinjau secara geografis dan alutsista mampu melakukannya; Singapura, Australia, atau Amerika Serikat dengan pesawatnya dari armada ketujuh.

Singapur sendiri baru menerima satu G550-AEW (Airborne Early Warning) dari empat yang dipesan, untuk mengantikan E2-C Hawkeye yang sudah dimakan usia.


Singapura Incar 100 Unit F-35
Mampu Mengelak Radar, Pengganti F-16 dan F-18


Kamis, 10 Juli 2008 | 03:00 WIB

Washington, Rabu - Pentagon pekan ini mengatakan, Singapura berminat membeli hingga 100 pesawat tempur F-35 produksi Lockheed Martin Corp AS. Pesawat canggih yang bisa digunakan untuk pertempuran udara (dogfight) dan serangan ke permukaan ini mampu mengelak dari radar lawan.

Kepala Program Pengembangan Pentagon Mayjen Charles Davis, Senin (7/7), menegaskan, Singapura akan membeli pesawat tempur F-35 Lightning II dalam dekade mendatang. Selain Singapura, Israel juga punya rencana sementara untuk membeli pesawat tempur canggih dengan kemampuan ganda (joint strike fighter) ini.

”Singapura sudah mengatakan berminat pada pesawat (F-35) ini,” ujar Davis dalam sebuah wawancara. Israel juga dilaporkan berminat untuk membeli hingga 100 unit F-35. Belum ada komentar dari pihak Singapura dan Israel berkenaan dengan ucapan Mayjen Davis ini.

Sejauh ini delapan negara, yakni Inggris, Italia, Belanda, Turki, Kanada, Australia, Norwegia, dan Denmark, telah bersedia bersama AS untuk membiayai pembangunan pesawat tempur F-35 ini. Kedelapan negara ini sekaligus juga memastikan membeli sekitar 730 unit F-35.

AS sendiri berniat membeli 2.443 pesawat F-35, termasuk 1.763 unit yang diperuntukkan bagi AU dan 680 unit untuk AL dan Marinir. Proyek pengadaan F-35 bagi militer AS ini termasuk cukup mahal, mencapai 299 miliar dollar AS atau sekitar Rp 2.750 triliun.

Pengganti F-16 dan F-18

Ratusan unit F-35 yang terbang perdana pada 15 Desember 2006 ini juga bakal dipesan negara-negara lainnya. Pesawat tempur jet bermesin tunggal ini bakal menggantikan sejumlah pesawat tempur usang, seperti F-16 buatan Lockheed dan F-18 keluaran Boeing Co.

Mayjen Davis memperkirakan, Jepang secara resmi akan meminta harga dan informasi soal F-35 pada akhir tahun ini. Hal ini merupakan bagian dari proses seleksi pembelian pesawat tempur Jepang mendatang.

Spanyol juga mempertimbangkan pembelian F-35 guna menggantikan pesawat Harrier yang bisa lepas landas secara vertikal atau pada landasan pendek. F-35 dibuat dalam tiga versi, F-35A yang lepas landas secara konvensional, F-35B yang bisa terbang dari landasan pendek atau lepas landas secara vertikal, serta F-35C yang khusus dibuat untuk AL AS dan berpangkalan di kapal induk.

Tom Jurkowsky, juru bicara Lockheed Martin, mengatakan, program F-35 mencatat kemajuan teknis yang luar biasa, terutama dalam konteks pembuatan pesawat paling rumit yang pernah ada. Ini memungkinkan usia terbang F-35 cukup panjang.

Sekalipun F-35 termasuk canggih, sejumlah pesawat tempur tetap menjadi saingan utamanya. JAS 39 Gripen keluaran SAAB, Swedia, Rafale keluaran Dassault, Perancis, MiG-35 dan Sukhoi Su-35 keluaran Rusia, serta pesawat tempur Eropa, Typhoon, yang dibuat konsorsium perusahaan Inggris, Jerman, Italia, dan Spanyol, merupakan saingan kuatnya.

Kemampuan F-35 sejauh ini hanya kalah dari F-22 Raptor yang diproduksi bersama Lockheed Martin dan Boeing Co.

Harga per unit Rp 598 miliar

Mayjen Davis mengakui, belum adanya keputusan dari Kongres untuk segera memungkinkan produksi F-35 di negara mitra membuat penjualan pesawat ini bakal menghadapi kendala.

Pesawat F-35 yang siap beroperasi hingga tahun 2040 kini hanya 12 unit per tahun. Diharapkan pesawat ini bisa diproduksi jadi 12 unit per bulan tahun 2014 setelah jalur produksi siap.

Canggih dengan kemampuan mengelak dari radar lawan membuat harga jual F-35 per unit melebihi 68 juta dollar AS atau sekitar Rp 598 miliar.

Adapun tipe F-35B yang bisa lepas landas dan mendarat secara vertikal atau pada landasan pendek dan didesain untuk Marinir dijual seharga 85 juta hingga 88 juta dollar AS.

Tipe F-35C untuk AL AS dan berpangkalan di kapal induk harganya mencapai 90 juta-92 juta dollar AS. Tipe F-35C baru akan terbang perdana pada Oktober 2009. (Reuters/AFP/*/ppg)
http://cetak.kompas.com/read/xml/200....100.unit.f-35




ayo kita coba hitung2
1 F35 600M= 0.6T........Uang Indo BLBI yg Lari ke SG 650T
650T/0.6T = 1083 F35....

Sebetulnya Indo punya kemampuan Beli 1083 F35 atau Pesawat sebanding
yg jelas2 bisa mengamankan nusantara
jikalau uang 650T masih di indo.....sayang uang segitu hilang+susut...
btw
konon Indo pernah mau diajak rusia joint Production pembuatan PAK FA...tp masalah dana..ya ga jadi.....
tp
Moga2 klo bener rusia jadi bikin spaceport di Biak.....kita bakal dikasih alusista2 rusky...4 Skuardon PAK-FA ato SU35 cukup lah....jd sekalipun SG punya ratusan Pesawat Tempur.....kita ga bakalan keder.....

1 komentar:

24051979 mengatakan...

perkara ini pernah terjadi di malaysia dan yang menyebabkannya ialah dari pesawat radar dari singapura.tetapi radar malaysia dapat detec dan datangnya dari pesawat rsaf.pihak indonesia sepatutnya bertindak lebih agresif lagi terhadap pesawat singapura